Cloudniners Blackcurrant 55ml 3mg

** DISCLAIMER : Review merupakan hal subjektif, khususnya review e-liquid. Hal tersebut dikarenakan indera perasa atau pengecap masing – masing manusia memiliki keunikan. Bacaan ini merupakan suatu persembahan penilaian atas karya brewer e-liquid, baik lokal maupun internasional. Diharapkan pembaca memiliki informasi terkait bahasan dibawah, dengan membaca dari website lain. Penilaian adanya tidak bernilai mutlak, yang mana apabila pembaca tertarik pada produk yang bersangkutan, penulis tidak bertanggungjawab apabila produk tidak sesuai dengan ekspektasi pembaca. **

Setup e-liquid ini adalah : RTA Serpent Mini, UD Clapton Kanthal A1 26g * 32g 4 wraps @3mm, 0.65 ohm firing di 31 watt / 4.45 volts.

Cloudniners Blackcurrant. Image by Platinum Online @www.lelong.com.my
Cloudniners Blackcurrant. Image by Platinum Online @www.lelong.com.my

Siapa yang nggak tau sama brand yang satu ini ?

Mungkin banyak yang ngga tau, tapi nggak sedikit juga yang tau.

Ini adalah e-liquid malaysia, yang terkenal murahnya, dan kuantitasnya banyak. Secara, dengan harga yang cukup murah bisa dapat 55ml. Tapi, apakah worth untuk setiap tetesnya ?

Banyak yang bilang, kualitas melebihi dari kuantitas. Tak apa hanya memiliki 1 hasil karya seni yang kualitas jempolan, dibanding banyak hasil karya yang biasa biasa saja. Well, penilaian tentang e-liquid ini berbeda, sekalipun dinilai secara objektif, tapi apakah pembaca dapat menyerap informasi tersebut secara tepat ?

Oke, berawal dari gw baca-baca tentang ini liquid banyak yang pakai & rekomendasikan, gw jadi sangat tertarik karena harganya murah. Ketika gw beli liquid lainnya dengan harga yang sama cuma dapat 30ml, ini liquid berani memberikan lebih! Ya, gw tau. Gw nggak boleh berekspektasi banyak, apalagi harganya murah.

Beberapa orang akan menilai ini liquid dengan 1 kata : single flavor. Betul, liquid ini hanya memberikan rasa blackcurrant. Tapi, apakah iya blackcurrant itu rasanya terdiri dari manis, masam, dan dingin? Jujur gw nggak tau. Gw nggak pernah makan buah nya secara langsung. Jadi biar gw nggak penasaran, gw lebih baik cobain sendiri.

 

Well, ekspektasi gw nggak banyak. Cukup liquid yang vape-able, cocok dilidah. Udah. Awal gw coba di setup gw, ini liquid mengejutkan ! Wah, kok bisa enak ya ?

Belakangan ini gw menyadari ada faktor yang cukup penting yang mempengaruhi indera perasa gw : Vaper Tongue. Hal ini artinya lidah merasa biasa akan apa yang dikonsumsi setiap hari, sehingga otak meresponse rasa ini sudah ada di kamus gw. Itu yang gw pahamin. Gw “mungkin” mengalami vaper tongue saat gw pakai AnJ Butterscotch. Betul, gw vaper-newbie yang masih cari – cari rasa liquid yang cocok dengan lidah gw. Setiap gw beli liquid, yang gw lakuin adalah, build setup yang sama, wicking, fill, vape. Rutinitas terus menerus sampai liquid di botol habis, baru gw ganti rasa.

Beralih dari liquid dengan note pahit disetiap hembusan, sensasi popcorn, dan rasa caramel dari butterscotch ini bikin lidah gw kaget semenjak nyobain Blackcurrant. Hal pertama yang paling gw rasakan adalah :

  1. Blackcurrant. Kalau gw menggambarkan itu mirip minuman Fruit Tea Blackcurrant, dengan rasa sepet atau masam yang tertinggal, bukan rasa masam seperti jeruk. Wah susah menuliskan pakai kata-kata
  2. Manis. Yup, dari AnJ yang menurut gw nggak terlalu manis bahkan lebih berasa pahit nya, gw ngerasa ini liquid manis.
  3. Segar, dingin, pokoknya asik! Setiap kali gw hembusin vapor, selalu ada dingin tertinggal di tenggorokan, dan rasa segar di mulut. Ini kalau dilakuin sambil minum minuman dingin, tenggorokan bisa terasa beku coy!

Yes ! Gw dapet liquid murah buat all day vape. TAPI…….

Setelah beberapa kali gw refill RTA gw, liquid ini mulai menunjukkan kekurangannya :

  1. TERLALU MANIS. Entah karena gw yang kurang sering minum air putih, atau memang liquid ini terlalu manis kalau buat chain vaping. Oke kalau gitu, gw selingkan vaping dengan air putih. Eh….
  2. Ada rasa aneh. Setiap gw abis vape ini liquid, kemudian jeda untuk minum air putih, muncul rasa yang cukup aneh, lumayan banget rasanya. Gw inget pertama kali ngerasain ini, saat abis makan, minum, lanjut vape, minum lagi. Oke gw gosok gigi, bersihkan lidah, minum air putih hangan. Ehhh….. masih sama aja. Entah ini rasa apa, yang jelas nggak nikmat
  3. Segar? Dingin? Semuanya hilang bak diterjang si manis.

Urutan yang gw rasakan saat awal coba ini liquid itu kurang lebih seperti ini : saat nyedot terasa Blackcurrant manis, saat dihembuskan ada segar dan dingin. Setelah beberapa kali refill menjadi : saat nyedot terasa manis dengan sedikit Blackcurrant, saat dihembuskan tambah manis. Bahkan saking manisnya, gw sempet eneg!

Gw sempet baca postingan orang di Kaskus, ada yang bilang Blackcurrant gak enak, tapi temennya bilang pada enak. Gw orangnya agak skeptis sebelom gw alamin sendiri. Pas pertama kali gw cobain ini liquid, gw sampe ngebatin : “Ah, enak gini kok. Apanya yang nggak enak ?”. Tapi, akhirnya gw sadari ada kekurangannya.

 

Jujur ini liquid pertama gw dalam variant Blackcurrant. Menurut gw, ini liquid cukup baik untuk selingan.

Simpulkan sendiri apakah ini e-liquid masuk ke daftar buying list pembaca atau tidak.

 

Vape On !